Minggu, 11 Desember 2011

Perjalanan Hj Zareena Servia Membangun ALISHA FANCY SHOP

SUKSES BERKAT DORONGAN SUAMI

  Kesuksesan yang diraih Hj Zareena Servia dalam membangun jaringan bisnis busana muslim Alisha tidaklah mudah. Perempuan kelahiran Tasikmalaya ini pernah merasakan kesulitan keuangan sebelum menikmati hasil jerih payahnya. Hanya ketekunan dan kesabaran yang kemudian mengantarkan Zareena meraih tangga sukses. Seperti pebisnis lainnya, istri H Sugianto Pranoto ini merintis usaha dari nol.

“berkat ketekunan, selalu berinovasi, dan yang paling penting selalu ingat kepada Yang di Atas,” ungkapnya saat ditemui Bandung Ekspres di gerai Alisha, Jalan Salendro Buah batu, kemarin.

Benih-benih wirausaha mulai tertanam saat ibu muda kelahiran 2 November tersebut duduk di bangku kuliah Ilmu Kewirausahaan yang ditekuninya di Jurusan Ekonomi Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya mendorongnya untuk terjun ke dunia usaha.

Padahal, sebelumnya Zareena mengaku tidak berminat menekuni ilmu ekonomi. “waktu itu saya ingin jadi psikologi. Karena di perguruan tinggi tersebut tidak ada Jurusan Psikologi, akhirnya mau tidak mau mengambil ekonomi,” ujarnya tersenyum.

“kenapa senang psikologi? Karena selain bisa mengenali karakter dan perilaku seorang, ilmunya juga bisa dipakai sampai kapan pun,” tambahnya.

Jurusan Ekonomi rupanya tak hanya membekalinya ilmu berwirausaha. Ada kado istimewa yang didapatnya selama mengenyam pendidikan tinggi. Yakni kehadiran sang suami tercinta, H. Sugianto Pranoto. Pria inilah yang kemudian memboyongnya ke Kota Bandung.

Waktu itu, Zareena belum menuntaskan studinya sehingga dia memutuskan kuliah jarak jauh. Jarak tidak mengendurkan semangatnya untuk terus belajar. Akhirnya, Zareena berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu.
       
Bersama sang suami, Zareena ikut mengelola salah satu usaha milik kakaknya, Ir Chand Parwez, di PT Karisma Gravika Tama yang menangani bioskop. Di perusahaan tersebut, Zareena menangani bagian percetakan tiket dan pamflet.

Tidak hanya itu, dia pun sempat membuka majalah Sunda Guriang dan Cakakak bekerjasama dengan seniman Sunda di Bandung. Salah satunya Kang Ibing, Asep Sunarya, Asep Sunandar, dan masih banyak lagi. Namun karena tidak mendapat izin, maka majalah tersebut akhirnya harus ditutup.

Mengaku masih memiliki waktu luang, pada 1998 Zareena bergabung dengan kelompok pengajian ibu-ibu di kompleknya. Menurutnya, setiap kali hadir ke pengajian, Zareena selalu mengenakan busana hasil rancangan sendiri. Ternyata banyak orang tertarik untuk mendapatkan  baju yang dipakai Zareena.

Melihat celah meguntungkan, Zareena mulai membuka butik di rumahnya. Seluruh koleksinya merupakan buah kreativitasnya sendiri. Butik busana muslim tersebut diberi nama Alisha Fancy Shop yang berarti Jujur dan mulia.
     
Berusaha untuk beda dengan yang lain, Zareena dituntut untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Akhirnya, usahanya terus mendapat respons cukup bagus.  Saking banyak yang menginginkan baju olahannya, tidak jarang pula baju yang sedang dia pakai dibeli oleh orang lain.

 (dilansir dari Bandung Ekspres 27 April'09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar