Jumat, 16 Desember 2011

Tampil Keren dengan Serban


Tips Tampil Keren dengan Serban

Serban sebagai aksesori penampilan sebaiknya dikenakan oleh mereka yang masih berusia di bawah 30 tahun. Hal itu, menurut perancang busana Toera Imara, sejalan dengan karakter usia di bawah 30 tahun yang masih ingin mencoba berbagai bentuk dan gaya penampilan.

“Tetapi, kalau sudah usia di atas 30 tahun, biasanya seorang enggan untuk coba-coba karena sudah mempunyai karakter  berbusana tersendiri,” ujarnya.
Untuk para pria,serban dapat dikenakan sebagai aksesori padanan busana celana panjang kecil lancip dan jas body slim. Dengan sepatu sneaker yang ringan sehingga kesan yang muncul pun semikasual (santai). Jangan pernah mengenakan serban sebagai aksesori, bila Anda berjaket kulit. Tetapi, serban masih dapat dikenakan sekalipun Anda memakai T-shirt. Serban juga boleh dikenakan dengan baju-baju berompi yang member kesan ramping.

Untuk kaum hawa, serban dapat digunakan untuk kesempatan siang ataupun malam. Untuk acara malam bisa dikenakan dengan padanan rok a line, blazer, atau three pieces yang terkesan casual. Sedangkan untuk kesempatan siang, serban dapat dikenakan dengan busana-busana yang bersifat casual chic. Cara pemakaiannya dapat digunakan sebagai syal melingkar di leher, menutup punggung, menutup bahu kiri atau kanan, atau melingkar di pinggang. Dapat juga dikenakan di pergelangan tangan, bila serbannya berukuran kecil.

Jangan pernah mengenakan serban sebagai aksesori bila busana Anda bercorak. Hal ini akan memberi kesan “ramai”. Jadi, kenakanlah serban sebagai sentuhan saja. Sedangkan busana utamanya harus tetap seirama. Jangan sampai tambrak corak dengan busana utama,” saran Toera.
Serban juga sebaiknya tidak digunakan sebagai kerudung utuh karena akan terkesan “heboh”. Kecuali Anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Pasalnya, kata Toera, masih banyak bahan dan jenis kerudung lain yang dapat digunakan sebagai kerudung utuh.

Sementara Zareena berpendapat, serban dapat digunakan untuk setiap kesempatan. Apalagi bila kondisi cuaca sedang dingin, serban dapat memberi rasa hangat. Serban dapat tetap dikenakan untuk kesempatan siang yang terik, bila melingkar di pinggang. “tetapi bila sore atau malam tiba, serban itu bisa pindah menjadi syal,” imbuhnya.

Menurut Zarrena, tidak ada ketentuan baku dalam berbusana. Siapa mengenakan apa, sangat suka-suka. Sebab modal utama berbusana adalah rasa percaya diri. Jangan mengenangkan serban, mengenangkan pashmina, atau kerudung biasa, orang tidak akan merasa pantas kalau ia tidak percaya diri.
Jadi, lanjut dia, yang terpenting pada saat seseorang akan mengenakan busana apa pun, modalnya percaya diri. Namun untuk kesan elegan dan mewah, Zareena menyarankan memilih serban berwarna teduh seperti hijau lumut, merah marun, atau biru navy. “ Karena motif dan bentuknya sudah begitu beragam, kita bisa memilih sorban sesuai karakter berbusana kita. Jangan lupa sesuaikan dengan waktu dan acara yang akan diikuti,” katanya menganjurkan.

Sedangkan untuk perawatan serban tidak boleh dicuci di mesin cuci. Tetapi, cucilah serban secara manual. Jangan peras terlalu kasar karena akan mengubah tekstur kain maupun corak. Apalagi bila serban itu serban impor yang bahannya cenderung lembut. Cara pengeringannya hanya boleh dilakukan dengan mengangin-anginkannya saja. Tidak perlu menjemurnya diterik matahari.***
Eriyanti/”PR”
(model : Ui - Di ALISHA Fancy Shop)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar